Rabu, 19 Juni 2013

Ekstensibilitas atau stabilitas keberadaan e-Commerce

Ekstensibilitas atau stabilitas keberadaan e-Commerce telah menjadi suatu kajian baru industri web melalui analisis tren pengunjung situs. Analisis sebelumnya ditujukan untuk mengukur kualitas web yang telah banyak dilakukan, misalnya penelitian kualitas web perbankan di Spanyol yang salah satu variabelnya menggunakan variabel accessibility (Miranda et al, 2006), penelitian kualitas web perbankan di Thailand yang salah satu variabelnya menggunakan variabel durability (Panan et al, 2005),  Tetapi  Extended Web Assessment Method (EWAM) merumuskan standar pengukuran kualitas web. Metode ini mengukur kualitas dengan membandingkan kinerja antara web yang sejenis menggunakan data dari hasil koesioner online. EWAM mengevaluasi tiga variabel yaitu Usefulness, Ease of Use, dan Trust. Ketiga variabel ini dipecah menjadi 26 kriteria dan dikelompokkan kepada fase-fase transaksi elektronik yaitu Information Phase, Agreement Phase, Settlement Phase, After-Sales Phase, ditambah dengan Community Component, dan Final Section  (Schubert, 2003).

Keberhasilan e-Commerce dalam menarik pengunjung untuk datang kembali secara teratur dan melakukan transaksi bisnis disebabkan oleh terpenuhinya variabel EWAM. Hal ini menjadi acuan untuk dipertahankan, jika mungkin ditingkatkan. Statistic Process Control (SPC) merupakan salah satu metode yang dapat diterapkan (Santoso, 2007). Metode ini telah banyak digunakan terutama pada bidang manufaktur. Penggunaan SPC di bidang manufaktur telah dikaji pada peluang dan masalah untuk proses pelayanan (Wood, 1994).  Teknik statistik ini digunakan untuk mengontrol dan, jika mungkin, meningkatkan kinerja. SPC merupakan bagian Total Quality Management (TQM) yang diterima secara luas untuk menganalisis masalah kualitas dan meningkatkan kinerja dari proses reduksi (Mahesh, 2010).

Ekstensibilitas sebuah web sangat tergantung dari keseriusan pengelolanya. Pekerjaan pemantauan web pada kenyataannya sangat kompleks dan tidak dapat dilakukan secara manual, dibutuhkan berbagai tools (alat/aplikasi/program) pembantu yang dapat melakukan tugas ini secara otomatis (Rafiudin, 2004).

Sistem ini dapat dimulai dengan menggunakan web traffic pada                 e-Commerce. Aplikasi web ini melakukan penyimpanan informasi kunjungan ke dalam basis data berupa informasi alamat IP, informasi alamat yang diacuh untuk memasuki web target, informasi tanggal dan waktu kunjungan, informasi browser,  dan  nama file yang dikunjungi (Prasetyo, 2005). Dari data ini, statistik dapat           di-generate secara otomatis, di-update untuk tiap pengunjung dan disajikan secara real time. Statistik ini dapat digunakan untuk menunjukkan peningkatan trafik/lalu-lintas. Lebih jauh statistik dari  web trafficdapat disajikan dalam diagram peta kendali sebagai tahapan measure(pengukuran) pada TQM. Tahapan ini menghitung Upper Control Limit (UCL), dan Lower Control Limit (LCL), serta penghitungan cacat tertinggi. 

Betapa pentingnya nilai ekstensibilitas e-Commercebagi perusahaan yang tujuannya tidak hanya sekedar tampil dan melayani pelanggan, tapi mampu mengetahui keinginan pelanggan dan mengamati pertumbuhan bisnis yang dijalankan. Itulah yang mendasari sehingga penelitian ini lebih menarik untuk dituangkan dalam judul “Sistem Informasi Ekstensibilitas e-CommerceBerdasarkan Data Trafik Menggunakan SPC”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar